Minggu, 21 Oktober 2012

Avatar Salah Gaul @DConanParody

Avatar salah gaul yang pernah dipasang sama mimin @DConanParody :

1. Avatar salah gaul versi Ramadhan 2012.

2. Avatar salah gaul versi Master Chef (Deganichi - Marinkran - Junakai)


3. Avatar salah gaul versi Pilkada Jakarta (Heijokowi - Shinichihok)


4. Avatar salah gaul versi Hari Kartini


5. Avatar salah gaul versi Ramadhan 2013.



6. Avatar salah gaul versi kemerdekaan Indonesia 2013


7. Avatar salah gaul versi Halloween 2013


8. Avatar salah gaul versi natal 2013 dan tahun baru 2014


9. Avatar salah gaul versi maulid Nabi Muhammad SAW 2014


Minggu, 14 Oktober 2012

Kuroshitsuji Fanfiction : That Butler, Shopping.

Konnichiwa~ *bows*
Kali ini author membawakan eh... menuliskan fanfic Kuroshitsuji. Nulis fanfic di fandom ini soalnya saya baru beli komik Black Butler 14! Covernya ga nahaaaannn.... *0*
Okelah.. awal kata, selamat membaca!! :)

Kuroshitsuji Fanfiction : That Butler, Shopping
Disclaimer: kalo Kuroshitsuji aka Black Butler punya saya, udah saya nikahin tuh Grell sama Sebastian~ Makanya, Kuroshitsuji aka Black Butler cuma punya Yana Toboso!
Warning: OOC, gaje, abal, aneh bin ajaib, mungkin ada typo, FF ini sudah pernah saya post di akun dA saya.

Pagi hari yang damai di kediaman Phantomhive. Seorang anak pemimpin perusahaan Funtom Company yang sangat terkenal sejagat raya, Ciel Phantomhive, sedang menikmati sarapannya yang disediakan oleh butler rambut belah tengah yang sebenarnya adalah iblis, Sebastian Michaelis.

"Bocchan, bahan-bahan makanan di rumah ini sudah menipis." kata Sebastian.
"Ya, sudah. Hari ini kamu pergilah belanja ke pasar untuk membeli kebutuhan-kebutuhan." kata Ciel.
"Hah? ke pasar?? Iblis ganteng kayak gue mesti ke pasar?? Demi kutang Fir'aun, ke pasar tuh ga banget!!" kata Sebastian dalam hati, mana mungkin diucapin langsung, bisa-bisa Ciel ngamuk terus baca ayat kursi(?), ntar Sebastian kepanasan.
"O,ya, bareng Tanaka saja untuk membantumu berbelanja." tambah Ciel.
"Yes, my Lord." kata Sebastian.
"Sebelum pergi, buatkan aku Gateau Chocolate beserta tehnya ya!" kata Ciel.
"Yes, my Lord." jawab Sebastian.

Setelah membuat Gateau Chocolate dan Earl Grey Tea untuk Bocchan-nya tersayang, Sebastian dan Tanaka pergi ke Pasar Anyay(?) yang ada di kota London.
Sesampainya di Pasar Anyay, Sebastian mengambil list barang belanjaan yang akan dibelinya.

"Cukup banyak barang-barang yang akan dibeli."
"Ho Ho Ho…"
"Ayo, kita mulai belanja, Mr. Tanaka."
"Ho Ho Ho…"

Sebastian dan Tanaka mulai berkelana(?) di Pasar Anyay demi mendapatkan barang-barang yang mereka butuhkan. Lalu, mereka berhenti di sebuah toko.

"Hmm… Toko ini… rasanya aneh.." kata Sebastian.
"Ho Ho Ho.."
"Ayo, masuk. Siapa tau ada barang yang kita butuhkan disini."
"Ho Ho Ho…"

Sebastian dan Tanaka memasuki toko itu. Toko itu sangat sempit dan gelap. Banyak sarang laba-laba, tumpukan buku-buku tua, dan peti mati berkeliaran(?) dimana-mana.

"Aku ga yakin ada barang yang kita butuhkan disini." kata Sebastian.
"Hii… hii… hi.. hi…"
"Lho, Tanaka? Cara tertawamu berubah, ya?" tanya Sebastian.
"Hi… hii… hi.. hii…"
"Hah? Darimana suara itu? Tanaka tidak tertawa!" kata Sebastian.

Krieeettt…. tiba-tiba sebuah peti mati yang disandarkan di dinding terbuka dan keluarlah seseorang yang berambut warna abu-abu, matanya tidak terlihat, tersenyum dengan aneh, berbaju hitam panjang, dan memakai topi, sambil tertawa.

"Hi… hi… hi.. hi... Selamat da…. tang…."
"Undertaker!!" sahut Sebastian.
"Hi… hi.. hi… kau Sebastian Michaelis kan? Butler di keluarga Phantomhive itu, kan? Hi.. hi.. hi.." kata Undertaker.
"Ya. Kami masuk ke sini karena kupikir ada barang yang kami cari disini." kata Sebastian.
"Hi.. hi.. hi… kamu membutuhkan peti mati? Disini ada banyak.. Hi.. hi.. hi…" kata Undertaker.
"Tidak, terima kasih. Kami permisi." kata Sebastian.
"Hei, butler! Apakah itu majikan barumu? Hi.. hi…" kata Undertaker sambil menunjuk Tanaka.
"Oh… bukan… ini Mr. Tanaka, Steward di Phantomhive House." jawab Sebastian.
"Ho.. ho…ho…"
"Hi.. hi…hi…"
"Ho…ho…ho…"
"Hi.. hi…hi…"
"Ho Ho Ho"
"Hi.. Hi.. Hi…"

Sebastian ber-sweat drop ria melihat tingkah Undertaker dan Tanaka yang asyik ber-hohoho-hihihi itu.

"Mr. Tanaka, ayo kita pergi." kata Sebastian sambil menyeret Tanaka.
"Ho.. ho.. ho.."
"Terima kasih atas kedatangannya… Hi.. hi.. hi…" kata Undertaker.

Sebastian dan Tanaka melanjutkan perjalanan mereka di Pasar Anyay. Lalu, mereka melihat sebuah toko yang penuh kacamata. Sebastian dan Tanaka masuk ke dalam toko itu karena ingin membeli kacamata baru untuk Maylene.

"Selamat datang." kata pemilik toko.
"Kau… William .T. Spears!!" sahut Sebastian.
"Kau lagi. Ada apa? Mau membeli kacamata?" tanya William dengan dingin.
"Tentu saja. Tolong kacamata dengan minus 15." jawab Sebastian. (Gileee… Minus-nya Maylene gede amat yah.)
"Baiklah. Tunggu 10 menit dan kau akan mendapatkan kacamata itu." kata William.

Sebastian dan Tanaka menunggu kacamata pesanannya jadi. Sebastian menunggu sambil mengikir kuku, dan Tanaka tetap minum teh Jepang nya. 10 menit kemudian….

"Sebastian Michaelis. Ini pesananmu." kata William.
"Terima kasih. Berapa?" tanya Sebastian.
"Rp200.000,00" jawab William. (Kok di London pake mata uang rupiah ya? Biarin ajalah… fanfic ini.. #digebukkin readers)
"Baiklah. Ini uangnya. Terima kasih." kata Sebastian.
"Ya."

Sebastian dan Tanaka berkelana lagi. Lalu, mereka melihat toko yang sangat bersih, dicat putih, dan banyak hiasan bulu-bulu di dinding toko itu.

"Ini toko alat kebersihan. Kita harus masuk karena kita harus membeli pewangi lantai, pembersih lantai, detergen, dan sabun colek. Tapi, aku merasa tidak enak hati." kata Sebastian.
"Ho.. ho.. ho.."

Sebastian dan Tanaka memasuki toko itu. Toko itu sangat bersih dan wangi. Hanya saja, Sebastian agak kesal memasuki toko itu.

"Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu?" tanya pemilik toko.
"Ya. Saya butuh pewangi lantai, pembersih lantai, detergen, dan sabun colek." jawab Sebastian.
"Kau..!!! Iblis ituu..!!!!"
"Sudah kuduga kau pemilik toko ini, Angela! Tak kusangka kau punya toko alat kebersihan seperti ini." kata Sebastian.
"Segala hal yang tidak bersih di dunia ini harus dihilangkan!" sahut Angela.
"Ya.. ya… cepat berikan barang pesananku!" sahut Sebastian.
"Ash!! Bawakan barang pesanan iblis ini!!" teriak Angela.
"Ya… ya.. ini dia barangmu, Sebastian Michaelis." kata Ash.
"Terima kasih. Berapa?"
"Semuanya jadi Rp45.000,00."
"Ini uangnya. Terima kasih."

Sebastian dan Tanaka buru-buru keluar dari toko itu dan berkelana kembali. Mereka menemukan toko yang tidak kalah anehnya dari toko yang pertama. Toko itu berwarna merah!! Semuanya merah!! Warna toko dan barang-barang yang dijualnya semuanya berwarna merah.

"Uugh… firasat buruk nih.." kata Sebastian.
"Ho.. ho..ho.."

Walaupun firasat buruk memenuhi pikiran Sebastian, mereka tetap memasuki toko itu. Tiba-tiba…

"Sebby-chaaaaaaaaaaaaannnnn……………..!!!!!!!!"
"Firasat burukku terjadi!" pikir Sebastian.
"Sebby-chaaaaaaaaaaaaannnnn…...…………!!!!!!!"

Grell Sutcliff, shinigami merah itu berlari ke arah Sebastian dan melompat ke arah Sebastian dengan mulut dimajukan siap mencium Sebastian. Dengan sigap Sebastian menghindar sehingga Grell dengan sukses menubruk dinding toko.

"A… Aduuhh..! Sebby-chan! Apa yang kau lakukan pada seorang Lady!!?" teriak Grell.
"Aku hanya menghindar." jawab Sebastian.
"Sebby-chaan…!!" sahut Grell.
"Ho.. ho…ho…"
"Grell Sutcliff!! Ada apa ribut-ribut??!" sahut Madame Red, yang keluar dari tempat persembunyiannya(?).
"Ma… Madame Red!!" sahut Grell.
"Ah… Ada Sebastian… Ada yang bisa saya bantu?" tanya Madame Red.
"Yaa… Saya ingin melihat barang-barang dulu." jawab Sebastian.
"Silakan… Kalau sudah memutuskan barang mana yang akan dibeli taruh saja di keranjang ini dan bawa ke kasir." kata Madame Red. (Ooh… rupanya toko milik Madame Red dan Grell Sutcliff ini seperti swalayan.)
"Baik, Madame."
"Ho.. Ho.. Ho…"

Sebastian sibuk memilih barang belanjaannya. Dia mengambil beras merah, daging, permen-permen berwarna merah, bayam merah, sirup rasa cocopandan (warnanya merah), dan barang-barang lainnya. Tanaka asyik minum teh bersama Madame Red. Grell mengikuti Sebastian terus.

"Apa maumu, Grell Sutcliff? Daritadi mengikutiku terus." tanya Sebastian.
"Sebby-chaaan… masih nanya aja… tentu saja aku mau.. kissu darimu.. dengan lidah.." jawab Grell dengan pandangan yang penuh cinta.
"Hei, hei… jangan mengubah fic ini jadi rated M, ya.." kata Sebastian.
"Tidak apa-apa, Sebastian.. Lagipula Bocchan-mu sudah mengijinkannya…" kata Grell.
"Aah.. cantiknya…"
"Kau mengatakan aku cantik??" Grell kegirangan.
"Lembutnya… hangat… aah… kau memang menggemaskan…"
"Sebby-chan!!! Kenapa kau malah lebih menyukai kucing peliharaan Madame Red itu??!" sahut Grell.
"Dia memang lebih manis." jawab Sebastian sambil menaruh kucing itu di lantai.
"Aaah..!! Sebby-chaaaan….. Jangan membuat seorang Lady kesal…" kata Grell.
"Yes, my Lady."


Grell mematung mendengar perkataan Sebastian tadi padanya. "Yes, my Lady". Kata-kata itu terngiang-ngiang di telinga Grell. Sementara Grell membeku, Sebastian menuju kasir dan membayar belanjaannya dan pulang karena belanjaannya sudah lengkap.
Setelah Sebastian meninggalkan toko, Madame Red menghampiri Grell.


"Grell? Grell? Ada apa denganmu?" tanya Madame Red.
Grell tidak menjawab. Dia tetap membeku sambil tersenyum bahagia.
"Grell?! Grell Sutcliff!!! Ah, sudahlah.. biarkan saja dia.." kata Madame Red.

Sebastian dan Tanaka kembali ke Phantomhive House. Waktu sudah menunjukkan jam 1 siang. Saatnya Ciel makan siang.

"Kami pulang." kata Sebastian.
"Selamat datang, Sebastian!" sambut Maylene, Finny, dan Bard.
"Ho.. ho… ho.."
"Ya. Maylene, ini kacamata baru untukmu. Bocchan membelikanmu." kata Sebastian.
"Aah… Terima kasih, Sebastian!" kata Maylene dengan muka yang merah.
Sebastian menuju ke ruangan Ciel.
"Bocchan, saya sudah kembali dari pasar." kata Sebastian.
"Ya. Sekarang siapakan makan siang untukku. Aku sudah lapar." kata Ciel.
"Yes, my Lord."

FIN~
Selesai juga deh.... seperti yang sudah ditulis di "Warning", fic ini sudah pernah saya post di dA saya (dewilacie.deviantart.com).

Akhir kata, komentarnya boleh?