Kamis, 26 September 2019

Review ala Sorangan: K-Drama "Voice 3"



Halooo!! Seperti janjiku, aku kembali dengan membawakan review Voice 3! Voice 3 lanjutan dari Voice 2. Ceritanya lebih dalam dengan psikopat yang baru.

Voice 3 nih... punya love-hate relationship sama aku. Aku suka banget ceritanya, tapi aku juga benci karena tokoh kesukaanku matek! :((

Voice 3 terdiri dari 16 episode. Tayang di OCN dari tanggal 11 May 2019 sampai 30 Juni 2019.

Voice 3 masih bercerita di sekitar emergency call 112 Golden Time Team. Hanya saja Golden Time Team menyelidiki penjahat internasional yang menjual potongan tubuh manusia di Dark Web.

Bang Je Soo juga terlibat dengan kelompok penjahat itu. Di Voice 2, Bang Je Soo selalu memotong anggota tubuh korbannya. Nah, potongan tubuh itu ada yang dijual di Dark Web tersebut. Psikopat main villain Voice 3 itu semacam "atasan"nya Bang Je Soo.

Golden Time Team tidak mengalami banyak perubahan. Hanya Kang Kwon Joo agak kurang sehat dan masih direhabilitasi. Telinganya sering berdenging akibat ia kena ledakan bom saat episode terakhir Voice 2. Selain itu, Do Kang Woo jadi semakin feral. Penyakitnya semakin parah dan makin sulit mengendalikan diri. Beberapa kali dia hampir membunuh penjahat yang ia tangkap. Untungnya teman-temannya menghentikan dia.

Do Kang Woo selalu menghindar dari Golden Time Team. Tetapi para anggota Golden Time Team dan Pimpinan Violence Crime, Na Hong Soo selalu menahannya agar tetap berada di Golden Time Team. Apalagi Do Kang Woo memiliki petunjuk soal Wire Shun yang diduga sebagai pemilik sekaligus pemimpin website penjual anggota tubuh.

Cerita filler di Voice 3 lebih berat dibanding season sebelumnya. Writer-nya juga menggunakan filler untuk mengenal lebih jauh anggota Golden Time Team dan mempererat bond diantara mereka. Jumlah filler lebih sedikit dari seri sebelumnya mungkin karena main story-nya jauh lebih berat dan panjang dari sebelumnya.

Main story ditulis secara apik. Sama sekali tidak ada plot hole. Walaupun panjang dan berat, sama sekali tidak membosankan. Semua puzzle-puzzle yang muncul, terjawab semua tanpa sisa.

Voice 3 punya psikopat baru. Namanya Wire Shun alias Kaneki Masayuki. Kebiasaannya adalah membuka tutup pematik sehingga menimbulkan suara dua metal yang bertemu. Kang Kwon Joo melacak Kaneki berdasarkan suara pematik.


Dia lebih parah dari psikopat di season sebelumnya. Kaneki adalah seorang aktivis HAM. Bayangin, AKTIVIS HAM MEMBUNUH ORANG LAIN TRUS DIMUTILASI TRUS ANGGOTA TUBUHNYA DIJUAL???? GILA GAK TUH??!!

Plot twistnya.... dia adalah kakak kandungnya Do Kang Woo!!! AAAAAAAAAHHH!! Dia juga punya penyakit psikopat yang sama dengan Do Kang Woo, makanya dia ngebunuh banyak orang.

Pasti kalian sadar kalau nama psikopatnya bukan nama orang Korea. Main case ini memang lokasinya ada di 2 negara, yaitu Korea Selatan dan Jepang.

Episode awal bertempat di Jepang. Nah, bagian ini yang mau aku komentarin...

SEMUA PEMAIN YANG PERANNYA ORANG JEPANG, BAHASA JEPANGNYA LOGAT KOREA!!!!!!

Walaupun ceritanya di Jepang, tapi cast-nya tetap artis Korea, makanya bahasa Jepangnya logat Korea semua. Aduh ngakak banget lah!! XD
Bahkan, polisi Jepangnya juga pake logat Korea XD

Btw, aku suka polisi Jepangnya, Detektif Ryoji.


Lucu banget kaaaaannnn????? //diam
Aku suka banget smug dan sifat sombongnya. Dia meremehkan polisi Korea. Uh! Sayang banget dia cuma muncul di filler case awal. Padahal, main story-nya menyelidiki kasus internasional antara Jepang dan Korea Selatan, tapi dia cuma muncul sekali udah gitu cuma filler. Padahal dia benci banget Do Kang Woo dan berusaha mencari sisi jeleknya. Sayang banget memang.

Golden Time Team makin kompak bareng Divisi Violence Crime karena pimpinan Violence Crime, Chief Na Hong Soo, mau bekerja sama dengan Golden Time Team. Rasa bencinya pada Do Kang Woo benar-benar menghilang setelah mengetahui bahwa Do Kang Woo tidak bersalah. Bahkan, Chief Na selalu mencari tahu masalah penyakit yang dihadapi Do Kang Woo dan berusaha mencari solusinya. Dia juga satu-satunya yang masih mempercayai Do Kang Woo walaupun Kang Kwon Joo meragukannya. Benar-benar tokoh yang punya character development yang bagus.

Tapi sayangnya...


IYAAA!!!! BELIAU TEWAS!!!!!!! MATEK!!!!! DIBUNUH ANAK BUAHNYA KANEKI!! AAAAAAAAAAAAAAA :'''((
Aku suka Chief Na karena character development-nya bagus banget. Tapi... Tapi malah.... *nangis*. Bahkan Kang Kwon Joo aja sampai pingsan pas lihat Chief Na tewas. Aku juga //GAK

Oke.

Selain hubungan antara Do Kang Woo dan Chief Na yang semakin baik, hubungan Do Kang Woo dan Kang Kwon Joo juga membaik. Do Kang Woo makin perhatian sama Kang Kwon Joo. Sempat khawatir sama keadaan Kang Kwon Joo yang telinganya sakit. Soft banget hubungan mereka. Tapi tetap tak ada romance! Agent Park dan Agent Jin juga masih kode-kodean.

Sama seperti Voice 2, Voice 3 juga ada iklan sponsor numpang lewat selama cerita. Tapi gak terlalu mengganggu, masih bisa ditoleransi.

Menurutku, plot cerita Voice 2 + Voice 3 jauh lebih baik dibanding Voice 1. Mungkin karena banyak puzzle yang harus terjawab dan plotnya lebih dalam.

Oh, ya, ada hal yang aku pikirkan selama nonton Voice 3.

 
LEE JIN WOOK MIRIP BAMS SAMSONS!!!! //DIAM

You can't change my mind!

Ending ceritanya nyesek banget sih. Tapi aku masih ga paham kenapa Bang Je Soo membunuh Do Kang Woo. Apa karena dia sudah di-brainwashed Kaneki supaya membenci Do Kang Woo? Atau alasan lain? Well, kalau itu sih harus cari teori-teori.

Walaupun nyesek, tapi lumayan memuaskan. Kaneki tewas saat ditangkap Do Kang Woo. Kang Kwon Joo yang diculik Kaneki selamat dan kondisi telinganya semakin membaik.

Banyak yang pengen ada season 4 untuk menjawab soal Bang Je Soo yang membunuh Do Kang Woo. Tapi menurutku gak perlu sih. Lebih enak kalau alasan Bang Je Soo membunuh Do Kang Woo diserahkan pada teori-teori dari penonton. Terkadang lebih menarik kalau seperti itu. Jangan jadi penonton yang manja.

Kayaknya sudah bacot banyak nih. Langsung saja deh ke rate-nya. Aku mau kasih rate 8/10. Tadinya mau 10/10, tapi aku kurangi karena Chief Na mati :(.
Aku suka Chief Na!!!

Baiklah, segini saja fangirl scream dariku. Harap jangan marah kalau kamu tidak setuju dengan semua yang aku tulis. Ini cuma cuap-cuapku soal Voice 3.

Okay, then! Until next time~!

Selasa, 17 September 2019

Review ala Sorangan: K-Drama "Voice 2"



Halooo!! Setelah sekian lama, akhirnya aku muncul lagi di blog yang berdebu ini. Kali ini aku mau nulis review fangirl scream tentang drama korea yang judulnya Voice 2. Sebelum lanjut, mohon perhatikan bahwa fangirl scream ini bakal banyak spoiler dan pendapat pribadi. Jadi jangan salty ya~!

Aku nonton Voice 2 karena sudah pernah nonton yang season 1-nya. Aku suka sama Kang Kwon Joo dan telinganya, makanya nonton deh.

Voice 2 sama seperti Voice 1, ceritanya seputar emergency call 112 Golden Time Team yang dipimpin Kang Kwon Joo. Hanya saja, kasus utama di Voice 2 berbeda dengan Voice 1.

Voice 2 terdiri dari 12 episode. Tayang di OCN setiap hari Sabtu dan Minggu dari tanggal 11 Agustus 2018 - 16 September 2018.

Kalau di Voice 1 kasus utamanya mengejar pembunuh berantai yang membunuh ayahnya Kang Kwon Joo dan istrinya Detektif Jin Hyuk, kasus utama Voice 2 Golden Time Team mengejar pembunuh Detektif Kyung Hak, salah satu Golden Time Team Dispatch Team Member. 

Awalnya, kematian Detektif Kyung Hak dianggap kecelakaan dan Detektif Kyung Hak dianggap berniat mencelakai para pendaki yang ada di pinggir jalan. Tetapi, member Golden Time Team tidak percaya kalau Detektif Kyung Hak berbuat jahat seperti itu. Mereka pun menyelidiki dan menemukan bukti bahwa kematian Detektif Kyung Hak disabotase seseorang, dengan kata lain, Detektif Kyung Hak dibunuh.

Saat penyelidikan, Golden Time Team bertemu detektif non aktif dari Kepolisian Poongsan, Do Kang Woo. Do Kang Woo diam-diam menyelidiki kasus kematian partner kerjanya dimana dia pernah ditangkap sebagai tersangka tetapi dibebaskan karena kurang bukti. Do Kang Woo merasa kalau pembunuh Detektif Kyung Hak merupakan orang yang sama dengan pembunuh partnernya.

Kang Kwon Joo merasa kalau Do Kang Woo memiliki petunjuk soal pembunuhnya. Ia memindahkan Golden Time Team ke Poongsan dan merekrut Do Kang Woo untuk jadi Dispatch Team Leader dan bekerja sama menangkap si pembunuh selama sebulan. Awalnya Do Kang Woo tidak mau bergabung, tetapi karena Kang Kwon Joo bertanya "Apakah pelaku punya kebiasaan menarik sesuatu yang berbahan latex?" dan mengatakan kalau ia bisa mendengar hal yang tidak bisa didengar orang lain, Do Kang Woo menyadari kalau Kang Kwon Joo bisa membantunya dan akhirnya mau bergabung dengan Golden Time Team.

Tapi sifat Do Kang Woo sangat sulit ditangani oleh Dispatch Team karena Do Kang Woo selalu berbuat sesukanya. Pimpinan Divisi Kejahatan Serius Kepolisia Poongsan, Na Hong Soo, juga selalu mengatakan bahwa Do Kang Woo itu psikopat. Na Hong Soo memang membenci Do Kang Woo karena ia masih mencurigai Do Kang Woo sebagai pembunuh adiknya (partner Do Kang Woo). Untungnya, Golden Time Team masih bisa mengendalikan Do Kang Woo walaupun kadang kewalahan.

Keunikan dari drama Voice pelaku utamanya selalu psikopat. Sama seperti Voice 1, Voice 2 juga punya psikopat. Namanya Bang Je Soo. Bang Je Soo menjalankan website bernama Dr. Fabre yang isinya untuk mendiskusikan rencana pembunuhan bersama rekan-rekannya. Parahnya, Bang Je Soo selalu memotong bagian tubuh korbannya dan menyimpannya di kotak bermotif bintang lalu disimpan di kulkasnya. Ewww... Bang Je Soo juga menyimpan mayat ibunya yang sudah dibalsam supaya awet dan menganggap ibunya masih hidup. Bang Je Soo memang ga bisa jauh dari ibunya.

Penampakan Bang Je Soo:



Lebih ganteng kalo pake topi hitam.

Bisa dilihat di gambar, kalau Bang Je Soo memakai seragam. Ya karena aslinya dia adalah seorang polisi. Parah banget ya, polisi tapi bunuh orang. Bang Je Soo jago IT, makanya dia bisa membuat website rahasia di Dark Web

Sama seperti Voice 1, psikopat di Voice 2 punya kebiasaan yang menimbulkan suara. Kalau Mo Tae Gu punya kebiasaan bikin suara gretek gretek(?) rahang pas ngomong, kalau Bang Je Soo punya kebiasaan ngejepret(?) sarung tangan latex. Ciri-ciri ini yang ditangkap oleh telinga hebat Kang Kwon Joo dan membantunya menangkap Bang Je Soo.

Di segi ceritanya, duh, aku gak ngerti lagi deh kenapa bagus banget. Dewa banget! Writer-nim panutan!! Aku suka banget kasus-kasus fillernya punya fungsi memperkenalkan lebih jauh anggota Golden Time Team. Mulai dari watak asli Do Kang Woo dan ternyata dia punya penyakit psikopat, masa lalu Agent Park, cerita soal Detektif Park, dan kemampuan hacking Agent Jin. Bahkan filler-nya benar-benar dipergunakan dengan baik untuk menambah bonding antara anggota Golden Time Team. Kayak misalnya, awalnya Dispatch Team Member gak suka sama Do Kang Woo, tetapi setelah kasus istrinya Detektif Park, Detektif Park jadi perhatian dan peduli sama Do Kang Woo. Lalu, setelah kasus Agent Park dan mantannya, Agent Park jadi lebih dekat sama Kang Kwon Joo bahkan peduli banget sama Kang Kwon Joo.

Sekarang lagi zamannya iklan di episode dramanya ya? Soalnya banyak banget iklan-iklan lewat. Misalnya pas ada adegan minum, Golden Time Team minum air yang botolnya warna biru dan merk-nya sengaja ditunjukkin. Banyak banget sih yang kayak begitu, tapi ga mengganggu jalan cerita.

Romance? Pairing? Ga ada. Namanya juga drama genre kriminal, sama sekali ga ada cinta-cintaan. Paling ada hint-hint dikit. Misalnya, Agent Jin diam-diam suka sama Agent Park. Trus Kang Kwon Joo beliin makanan buat Do Kang Woo (Do Kang Woo sih malah tsundere gitu, padahal sebenernya dia seneng).

Last episodenya bagus sih, tapi bikin teriak kesel. Bang Je Soo berhasil ditangkap, tapi... masih banyak hal yang belum diketahui.
Voice 2 Ending:
//GAK

Lalu, Na Hong Soo, yang tadinya benci banget Do Kang Woo, setelah mengetahui Do Kang Woo tidak bersalah, rasa bencinya langsung hilang. Bahkan dia minta maaf dan berterima kasih pada Do Kang Woo karena sudah diselamatkan olehnya saat ia hampir dibunuh Bang Je Soo.

Voice 2 berlanjut ke Voice 3. Begitu juga dengan review ini. Nanti aku bakal nulis review fangirl screaming Voice 3.

Kalo boleh kasih rate, aku mau ngasih rate 9/10 untuk drama ini. Ini cuma pendapat pribadi sih. Jadi jangan marah kalo ga setuju.

Oke, segini aja fangirl screaming-nya. Kita ketemu lagi di review Voice 3, drama yang jauh lebih dalam dari Voice 2. Bye-bye~

Selasa, 29 Januari 2019

Review ala Sorangan: Pertunjukkan Teater Calon Arang




Halo! Kali ini aku mau nulis review pertunjukkan teater Calon Arang. Yah, mungkin bukan review, lebih ke fangirl scream atau cuap-cuap gak jelas ^^".

Teater Calon Arang diproduksi oleh Teater Sendiri Jakarta dan disutradarai oleh A. Nawir Hamzah. Pertunjukkan teater ini dipentaskan pada tanggal 10-11 Januari 2019 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki Jakarta. Aku nonton pertunjukkannya pada tanggal 11 Januari 2019. Baru nulis review sekarang karena terlalu mager untuk membuka blog //digebuk.

Pertunjukkan teater Calon Arang mengangkat cerita rakyat Bali tentang seorang dukun bernama Calon Arang yang sangat kuat dan jahat. Ia membawa bencana ke seluruh Kerajaan Daha. Ia murka karena putrinya yang bernama Ratna Manggalih belum juga ada yang meminangnya, padahal umurnya sudah cukup dewasa. 

Mpu Bharadah mengutus muridnya, Mpu Bahula untuk datang menemui Calon Arang untuk mempersunting Ratna Manggalih. Tujuan Mpu Bahula menikahi Ratna Manggalih untuk mengetahui rahasia kekuatan Calon Arang. Setelah berhasil merebut buku pusaka yang berisi rahasia kekuatan Calon Arang, Mpu Bahula membawanya ke Mpu Bharadah.

Setelah itu, Mpu Bharadah yang telah mengetahui rahasia kekuatan Calon Arang, bertarung melawan Calon Arang. Calon Arang kalah, ia tidak membawa kejahatannya mati, tetapi kejahatan itu akan tetap ada dalam bentuk yang lain hingga masa depan.

Btw, waktu aku nonton teater Calon Arang, aku sama sekali gak tau apa-apa tentang cerita rakyat tersebut. Bahkan, aku gak tahu kalau "Calon Arang" itu nama orang. Makanya, karena aku "blind watching", nonton tanpa tahu ringkasan cerita atau cerita asli sebelumnya, review ini ditulis berdasarkan hasil "blind watching" itu.

Hmm... Tulis apa dulu ya? Kekurangan? Kelebihan? Hmm... Kekurangannya aja dulu ya.

Kekurangannya gak begitu banyak sih. Pertama, Calon Arang, suaranya kurang berekspresi. Mungkin karena pemerannya lebih fokus sama nada suaranya yang kayak orang tua tapi malah lupa sama ekspresi suaranya. Pemeran Calon Arang memang bukan nenek-nenek asli sih XD. Oh, ya, kurang ekspresi di sini maksudnya pas adegan dia marah, tapi sama sekali gak kerasa marah walaupun dia meninggikan suara.

Lalu, banyak adegan yang dirasa tidak perlu. Seperti pas adegan awal banget, ada ustad (gak tau disebutnya apa hehe, intinya sih dia kayak ahli agama/spiritual gitu) lagi berdoa terus dicegat pengawal kerajaan. Raja yang mengetahui itu, menyuruh pengawalnya mengawasi si ustad(?) itu. Si ustad itu "menipu" si pengawal dan akhirnya si pengawal melepaskan dia. Tapi, ustad itu sama sekali ga ada hubungannya dengan cerita. Dia gak muncul lagi setelah adegan itu selesai. Makanya, menurutku lebih baik gak usah ada aja.

Adegan yang pas Mpu Bahula putus sama pacarnya, menurutku durasinya terlalu lama. Dialog Mpu Bahula terlalu banyak elipsis(?) sehingga harus diulang-ulang hingga kalimatnya selesai. Oh ya, Mpu Bahula putus sama pacarnya karena dia disuruh Mpu Bharadah meminang Ratna Manggalih. Adegan saat mantannya Mpu Bahula berdoa itu juga durasinya terlalu lama dan tidak terlalu penting juga.

Mungkin cuma aku yang agak kecewa. Karena ini cerita rakyat Bali, aku berharap ada logat Balinya walau cuma sedikit. Tapi sama sekali gak ada. Hahaha, abaikan saja ini mah XDD.

Selain itu, ada 4th wall breaker-nya. 2 kali kalau gak salah. Aku gak begitu suka 4th wall breaker, jadi aku masukkin ini ke bagian kekurangan.

Lalu, pas battle Calon Arang v.s Mpu Bharadah, aku gak terlalu ngerti mereka ngapain. Iya, mereka battle, tapi battle-nya asa kurang jelas. Rusuh, rusuh, rusuh, terus ujug-ujug Calon Arang kalah. Udah gitu aja sepenangkapku. Maaf kalo jahat, tapi battle-nya sama sekali gak berkesan, padahal itu klimaksnya. Terlalu cepat dan detailnya kurang. Apalagi mereka battle pakai kekuatan sakti, bukan senjata. Aku sih berharap efek mistis(?) saat battle lebih kerasa. Mungkin lebih baik kalau adegan tidak pentingnya dikurangi supaya adegan battle-nya bisa lebih lama dan detail.

Sebelum pertunjukkan dimulai, pembawa acaranya bilang kalau kejahatan Calon Arang nanti tetap akan ada sampai sekarang. Yah pokoknya intinya kejahatan yang ada di zaman sekarang itu adalah kejahatannya Calon Arang. Tetapi, pas akhir cerita tidak ditunjukkan aftermath-nya. Kejahatan Calon Arang yang di masa depan tidak ditunjukkan.

Sepertinya segitu aja kekurangannya. Sekarang ayo kita bahas kelebihannya!

Pertama, properti, dekorasi, musik, dan lighting. Semuanya bagus banget!! Keren! Semuanya cocok dan menambah suasana tiap adegannya lebih terasa. Wah, kira-kira tim-nya pake tumbal apa ya sampai bisa bikin semuanya bagus? Hahaha, canda XDD.

Kostum dan make up-nya juga keren! Hal yang aku suka dari nonton pertunjukkan teater adalah memperhatikan kostum dan hiasan rambutnya. Semuanya cantik dan indah. Bahkan ada beberapa adegan yang rambut penarinya dipasang dupa (atau lidi ya itu?) yang menyala! Benar-benar nyala! Ada asapnya soalnya. Dedikasi dalam detail kostumnya mantul.

Make-up semua tokoh bagus banget. Paling suka make-upnya Calon Arang. Dia jadi kelihatan jahat dan tua.

Penjiwaan yang dilakukan para pemain juga bagus. Ekspresi wajah dapet, suara juga dapet (kecuali Calon Arang), gestur tubuh juga dapet. 

Aku suka pas adegan mantannya Mpu Bahula berdoa. Ada cewek selain dia yang berdoa juga. Trus pas selesai adegan, si cewek itu pegang pundak mantannya Mpu Bahula. Detail kecil yang membantu antar pemain itu yang paling aku suka. Si cewek pegang pundak mantannya Mpu Bahula untuk ngasih tanda sudah selesai adegannya (soalnya mantannya Mpu Bahula berdoa sambil memejamkan mata).

Aku juga suka suaranya mantannya Mpu Bahula dan Ratna Manggalih. Unyu-unyu manja gitu dan penuh ekspresi. Apalagi pas mantannya Mpu Bahula dan Ratna Manggalih nangis, uuuh... karena ekspresinya kuat, aku juga ikut ngerasa sedih. :''

Pertunjukkan teater ini unik, soalnya disisipi slepetan/jokes-jokes yang menyindir sesuatu. Misalnya, pas adegan ustad(?) dicegat pengawal karena berdoa, si ustad bilang kalau dia cuma berdoa dan bukan melakukan tindak kriminal yang sampai dia harus kabur ke Arab dan gak pulang-pulang. Tau kan nyindir siapa? XD

Lalu, murid-murid Calon Arang suka bergosip dan laporan ke Calon Arang. "Guru, katanya putri Anda, Ratna Manggalih, digebukin ya? Eh, ternyata operasi plastik ya?". Gak perlu dikasih tahu juga pasti kalian tahu mereka ngomongin siapa. Yah, you-know-who XDD.

Masih banyak lagi slepetan yang muncul. Kalau ditulis semuanya, tulisan ini makin panjang aja hehehe.

Sepertinya segini aja review eh, maksudnya fangirl scream dariku. Sudah lelah mengetik //ditabok. Kalau dikasih rate, aku mau ngasih rate 8,5/10.

Oh ya, review ini murni hasil pendapatku sendiri setelah "blind watching" pertunjukkan teater Calon Arang. Karena review ini hanya pendapat sendiri, jangan marah ya kalau beda pendapat. Jangan sakit hati juga. Santai aja cuyy! XD 

Aku suka menonton pertunjukkan teater apalagi kalau mengangkat cerita rakyat. Jadi makin sayang sama budaya Indonesia :3

Senin, 07 Januari 2019

[Orific: Pulang] PROLOGUE

Dengan penuh percaya diri, Apollo melangkahkan kakinya ke tengah panggung yang berbentuk lingkaran itu. Panggung yang akan menentukan siapa yang terkuat. Para penonton yang berdiri mengitari panggung itu bersorak mendukungnya, tetapi ada juga yang bersorak untuk menurunkan mentalnya. Hal itu tidak mengganggu Apollo. Rasa percaya diri dan semangatnya tetap tinggi. Ia yakin kalau hari ini ia akan menang dan membuat Tuannya senang. Ia sudah puluhan kali menang dan ia yakin hari ini ia bisa menang lagi.

Apollo memejamkan kedua matanya, menikmati embusan angin bermain di antara rambut hitamnya yang berkilauan. Sorakan penonton semakin keras mengiringi kedatangan sesorang yang berambut hitam kehijauan yang berkilat terkena sinar matahari yang baru saja memasuki panggung.


Apollo menatap orang yang baru datang itu. Tubuhnya tegap dan terlihat kuat. Di kakinya terpasang senjata yang kuat yang pasti akan langsung melukai seseorang yang ia tendang. Tetapi Apollo tidak gentar sedikit pun karena senjata di kakinya juga tidak kalah hebat dari milik orang itu. Ia melemparkan senyum kepada orang itu.


"Siapa namamu?" tanya Apollo.


Si Rambut Kehijauan itu tidak menjawab. Ia hanya mendengus mendengar pertanyaan Apollo yang terkesan sok akrab.


"Huh. Sombong. Lihat saja, muka sombongmu itu akan hancur nanti!" seru Apollo.


Bunyi bel tanda pertandingan dimulai bendentang keras. Si Rambut Kehijauan itu langsung berlari menyerang Apollo dan meluncurkan tendangannya ke wajah Apollo. Untungnya, Apollo tidak lengah sedikit pun. Ia berhasil menghindarinya.


"Wah, cepat sekali kau. Benar-benar tidak membuang waktu," ucap Apollo.


Apollo berlari cepat mendekati Si Rambut Kehijauan. Ia melompat sambil berputar dan meluncurkan tendangan.

"Tornado Bintang!!!" seru Apollo.

Tendangan berputar Apollo berhasil menghantam lengan Si Rambut Kehijauan. Si Rambut Kehijauan mundur beberapa langkah.

"Cih! Meleset!" gerutu Apollo saat ia mendarat ke tanah. "Tadinya aku ingin langsung menghajar kepalamu."

Si Rambut Kehijauan hanya mendengus sambil menatap lengannya yang berdenyut. Melihat kesempatan ini, Apollo langsung berlari dan menyerang SI Rambut Kehijauan lagi. Sayangnya, kali ini Si Rambut Kehijauan berhasil menangkis tendangan Apollo.

Apollo segera mundur beberapa langkah sebelum Si Rambut Kehijauan menyerangnya. Si Rambut Kehijauan melompat sambil berputar dan meluncurkan tendangan. Tendangannya berhasil mengenai kepala Apollo. Apollo terhuyung-huyung dan jatuh tersungkur.

"Sial... Itu jurusku," gumam Apollo.

"Hm? Apa tadi namanya? "Tornado Bintang"?" Si Rambut Kehijauan tersenyum mengejek.

Wajah Apollo memerah. "Beraninya kau...!"

Apollo melemparkan pandangannya ke arah penonton. Ia bisa melihat Tuannya khawatir tetapi masih menyemangatinya. Dengan sekuat tenaga, Apollo berdiri lagi. Ia tidak mau mengecewakan Tuannya.

"Aku tidak apa-apa, Tuan. Aku akan menghadiahkan kemenangan padamu," bisik Apollo.

Apollo berlari cepat menghadang Si Rambut Kehijauan. Ia kembali meluncurkan serangan bertubi-tubi pada Si Rambut Kehijauan. Si Rambut Kehijauan selalu bisa menangkis semua serangan Apollo.

Tenaga Apollo semakin menipis. Dengan napas terengah-engah, ia mundur beberapa langkah. Ia berusaha mencuri beberapa detik untuk memulihkan tenaganya.

"Ukh... Kenapa dia kuat sekali? Pertahanannya sangat kuat. Sulit sekali menghancurkannya. Malah aku yang kelelahan..." batin Apollo.

Belum sedetik Apollo mengatur napasnya, ia sudah menerima terjangan keras dari Si Rambut Kehijauan. Apollo kewalahan menangani serangan-serangan darinya. Apollo terjatuh lagi.

"Cuma itu saja kemampuanmu?" suara dingin Si Rambut Kehijauan yang meremehkan Apollo membuatnya kesal.

"Be-Berisik! Tak kusangka ada yang lebih kuat dariku!" gerutu Apollo kesal.

Apollo kembali mendapat serangan bertubi-tubi. Ia semakin kewalahan. Tenaganya habis dan seluruh tubuhnya terasa sakit. Bahkan ia bisa merasakan ada beberapa tulangnya yang patah. Darah yang terciprat dari lukanya menutupi pandangannya.

"Agh!!" Apollo mengerang menerima serangan dari Si Rambut Kehijauan.

Kakinya sudah tidak bisa menopang berat badannya lagi. Ia terjatuh ke tanah. Tetapi Si Rambut Kehijauan masih saja menyerang Apollo tanpa ampun.

Pandangannya memburam. Rasa sakit membuat kedua kelopak matanya berat. Apollo melirik ke arah Tuannya. Tuannya terlihat khawatir dan meminta Apollo berdiri lagi.

"Maaf, Tuan... Aku mengewakanmu hari ini..."

Kegelapan pun menyelimuti Apollo.